THE JOURNEY #5
- Siauw Victor Prawata
- Dec 14, 2022
- 3 min read
Updated: Dec 30, 2022

Setelah kami mendapat kepastian kalau sudah tidak adanya denyut jantung pada janin, keesokan harinya pagi-pagi kami kembali ke rumah sakit untuk menjalani proses kuret. Perasaan campur aduk fisikpun rasanya sangat lelah karena kemaren nya seharian kami di rumah sakit dan seharian nangis. Tapi ada satu yang pasti, di hari itu saat kembali ke rumah sakit, gua udah lebih kuat dan ada damai dalam hati ini. Walaupun tetap harus menghadapi hal yang menyedihkan (proses kuret), tapi somehow gua tau, Tuhan beserta gua. (Untuk Karin ada Journey with God nya sendiri, yang mudah-mudahan nanti kedepannya dia mau berbagi ceritanya juga yang menceritakan luar biasanya Tuhan.)
Dari pagi Karin langsung masuk ke ruangan untuk menjalani proses kuretnya. Waktu itu, gua nunggu di luar. Gua pikir di saat itu, gua butuh untuk sendiri. Karena gua sendiri masih mencerna emosi gua sendiri. Tapi ternyata, tanpa gua tau, hari itu ko Suta (mentor & leader kelompok kecil gua) dateng ke rumah sakit. Ternyata kunjungan dan support itu sangat gua butuhkan. Ko Suta ga banyak bicara, dia hanya hadir di sana sebelum dia berangkat ke kantor. Setelah beberapa saat, dia ajak doa. Selesai doa, ada perkataan dari ko Suta yang bikin gua bener-bener termenung dan membuat gua mikir lama banget.
Waktu itu beliau bilang, "Vic, Tuhan tau kok anak-anakNya yang menyayangi Dia. Dia pasti jaga anak-anakNya."
Ada perasaan gelisah yang gua ga paham saat gua mendenger kata-kata itu. Gua bener-bener bertanya pada diri gua sendiri, APA BENER GUA MENYAYANGI TUHAN?
Kalimat itu bener-bener menjadi wake-up call buat gua. Sekian lama gua merasa gua sudah menjalankan segala "persyaratan" dan melakukan segala hal untuk menjadi orang Kristen. Gua udah aktif pelayanan sampe burn out segala, gua ampir ga pernah absen ke gereja setiap minggu, perpuluhan jalan terus, gua ikut di pelayanan sana sini dan ke sana ke sini, bahkan udah mulai baca Alkitab loh. Udah cukup ok lah apa yang gua sudah lakukan sebagai orang Kristen. Itu yang gua rasakan.
Tapi, kalimat dari ko Suta itu bikin gua gelisah. Bahkan sampe ko Suta pulang pun, hati gua gelisah. Kalimat itu bener-bener bikin gua bertanya-tanya, apa benar dalam hati gua, gua menyayangi Tuhan?
Cukup panjang gua merenungi pertanyaan itu. Pertanyaan itu menuntun gua untuk kembali melihat kembali pengalaman-pengalaman gua berjalan bersama Tuhan dan pengalaman-pengalaman Tuhan campur tangan dalam hidup gua. Sangat detail... sangat personal... penuh kasih... dan sangat dekat. Walaupun gua sering "jatuh", ga jarang mengecewakan Dia, tapi Dia tetap setia. Dia mengasihiku... ya, Dia mengasihiku... Dia mengenalku dan Dia mengasihiku...
Momen itu menjadi turning point buat gua dalam menjalani hidup dan memaknai pelayanan gua. Seiring waktu berjalan, gua mulai bisa melihat ke belakang betapa selama ini gua lebih banyak mengandalkan diri sendiri. Gua baru menyadari kalau selama ini untuk pelayananpun gua memulainya dengan pemikiran, karena gua bisa dan gua dibutuhkan. Hal itu berubah... Dorongan kuat buat gua untuk pelayanan dan untuk bercerita tentang Tuhan, karena gua mengalami secara pribadi, TUHAN BAIK... SANGAT BAIK...
Bahkan gua baru menyadari, kalau selama ini usaha kami untuk punya anakpun lebih banyak mengandalkan "kekuatan" kami sendiri. Memang sih kami mendoakan, tapi (sama), dengan pemikiran kita bisa pakai cara ini, kita bisa coba cara itu, dll. Semua dengan kekuatan dan akal sendiri. Makanya saat ternyata program bayi tabung pun gagal bagi kami, 2 embrio yang di-keep pun ga berhasil, gua merasa ini udah harapan terakhir kami untuk punya anak. Sepanjang journey ini, gua bener-bener baru disadarkan... Gua ga berserah kepada Tuhan, kepada rencana Tuhan, kepada agenda Tuhan, tapi terus memaksakan Tuhan untuk ikut rencana gua.
Di saat gua merasa gua melakukan banyak hal untuk Tuhan, di saat gua merasa gua udah menjalankan apa yang baik, tapi ternyata sebenernya gua malah terhilang dan jauh dari Tuhan. Tapi, Tuhan ga menyerah. Dia justru terus mencari, secara pribadi Dia mencari dan memanggil gua kembali untuk dekat dengan Dia.
Thank You, God... Thank You for Your faithfulness... I love You, God...
Comments